Selasa, 20 Maret 2012

A Piece of Happiness - The Address

Sebernya, aku udah pernah posting cerita ini, tapi karena baru nyoba2, jadinya layoutnya ancur, jadi tuh posting aku delete dan tulisannya aku edit lagi.

Tokoh: masih rahasia... baca sendiri.

Genre: Drama / Friendships

Bleach bukan punyaku, kecuali pemutih toilet di samping kamar mandiku.

>>>>>>>>>>

Chapter 1

 30 tahun berikutnya…

Kurosaki Isshin hanya bisa duduk pasrah. Dalam hati, ia mengutuk pada dirinya sendiri. Ia baru tiba di dunia fana beberapa minggu dan dia masih tidak mengerti bagaimana membuat dirinya berguna di sini.

Urahara Kisuke, teman satu seprofesinya dulu, memberitahukan bahwa ia harus secepatnya beradaptasi di dunia ini. Sebagai seorang shinigami yang kabur dari Soul Society, kini ia bersembunyi di Urahara Shop yang penghuninya adalah pelarian dari SS. Karena itu, Isshin merasa bahwa ini satu-satunya tempat yang aman di dunia fana.

“Urahara-san,” Isshin memulai, “kamu pasti ngerti betul perasaanku sekarang ini. Tersesat di dunia asing, nggak tahu harus gimana dan ngapain.”

Urahara membuka kipas lipatnya dan mengipasi dirinya sendiri.

“Aku  berharap kamu akan ngasih tahu apa yang akan kulakukan di sini,” tukas Isshin lemah.

Urahara tetap mengipasi dirinya sambil berpikir. Sejak Isshin menginap di tokonya, sudah banyak gagasan ia pikirkan.

“Kamu akan masuk universitas,” Urahara berkata pelan, “jadi mahasiswa, kuliah, lulus, dan jadi dokter.”

Isshin terlihat terkejut. “A-apa?”

Kini, Urahara tertegun, “Apa maksudmu apa? Ini kan yang kamu inginkan, menjadi dokter?”

“Iya sih, tapi—“

Urahara mengangkat tangannya menyuruhnya berhenti. “Aku tahu sejak masih di SS kamu pengen jadi dokter. Kamu punya bakat dan keterampilan, tapi tugas shinigamimu menghalangimu meraih mimpimu.” Isshin masih telihat sulit diyakinkan.

“Ayolah, kawan! Mumpung di sini, jauh dari pengawasan Soul Society!”

Isshin masih terlihat murung. Urahara hanya bisa menghela nafas. “Ambillah kesempatan ini selama kamu tinggal di sini. Dengar, Isshin, lebih baik jadi dokter di sini daripada dipermalukan karena masuk Divisi 4.”

Hening  pun melanda ruang tengah toko tersebut.

“Jangan khawatir, kamu punya kawan senasib di sini.”

Isshin pun mengangkat kepalanya. Ada seorang shinigami pelarian yang senasib dengannya? Seperti membaca pikirannya, Urahara melanjutkan, “Seorang pelarian juga, tapi bukan shinigami. Dulu sempat tinggal di sini, tapi dia ngotot untuk hidup mandiri. Kamu bisa datang ke rumahnya.”

“Untuk apa?” tanya Isshin sambil mengerutkan kedua alisnya.

“Yah, sekedar say hello atau apapun yang kamu inginkan,” jawab Urahara enteng.

Pikiran Isshin pun melayang. Ya, dia bisa datang ke rumah si pelarian ini, sekedar ngeteh dan bicara sejenak tentang masalah masing-masing. Tunggu dulu…

“Tadi kamu bilang dia bukan shinigami, kan?” Isshin terheran-heran.

“Iya, dia bukan shinigami.”

“Terus, dia jiwa biasa dong?”

“Iya.”

Isshin makin bingung. “Kok bisa? Seharusnya dia menetap di Soul Society sampai dia meninggal di sana dan bereinkarnasi di sini. Seharusnya dia jadi manusia biasa, ya kan?”

Aku benar-benar berterimakasih padaMu, yang telah memberiku kesabaran yang tak terbatas, pikir Urahara sambil mencoba menjelaskan bagaimana caranya menjelaskan ini pada Isshin.

“Isshin, bagaimana kalau kamu datang ke rumahnya saja? Aku takut kalo aku salah memberikan info, bakal ada kesalahpahaman,” Urahara pun berbicara sambil meraih block note dan pulpen, menuliskan sebuah alamat. Disobeklah kertas itu dan diserahkan ke pria kekar di depannya itu.
Isshin pun meraih sobekan yang diserahkan Urahara lalu membacanya. “Tidak terlalu jauh dari sini,” komentar Isshin masih mengamati goresan tinta yang mengandung info alamat  “kawan senasib”-nya ini. Tanpa ragu-ragu, ia pun berdiri.

“Mau kemana?” tanya Urahara saat Isshin menggeser pintu shoji.

“Ke rumahnya ini,” jawab Isshin singkat sambil melambaikan kertas itu di antara jari telunjuk dan jari tengahnya. Urahara menganggukkan kepalanya, memberikan ijin. Isshin pun berjalan keluar dari Urahara Shop ketika pemilik toko tersebut memanggilnya.

Isshin mengarahkan kepalanya ke arah Urahara.

“Jangan bawa masalah, ok? Dia paling sengit kalo ada shinigami yang bertarung persis di depan pintu rumahnya,” nasihat Urahara sambil nyengir nggak jelas.

Kini, tinggal shinigami muda itu yang kebingungan.

<<<<<<<<<<

Tidak ada komentar:

Posting Komentar