Selasa, 20 Maret 2012

A Piece of Happiness - A Man In Thirteenth Door

Hehehehe.... istirahat panjang, internet ngebut, emang surga dunia!

Tokoh: Kurosaki Isshin, Urahara Kisuke, kemungkinan nambah (liat aja nanti)

Genre: Drama / Friendships

Bleach.....ayo update komiknya!!!

>>>>>>>>>>


Chapter 2 

Musim semi kali ini datang terlambat, pikir Isshin sambil berjalan di antara deretan pohon sakura. Pada akhir bulan Maret, seharusnya bunga-bunga berwarna merah muda itu telah gugur. Namun, pada tahun ini, bunga yang melambangkan kesucian itu justru dalam masa kejayaannya. Tiap rimbun pohon dikelilingi oleh warna merah muda yang eksotis. Dibantu dengan permainan cahaya, jalan yang kini dilangkahi shinigami tersebut terlihat seperti kaleidoskop warna, menari-nari layaknya lampion pelangi di festival.

Hembusan angin yang datang tiba-tiba, menyebabkan beberapa kelopak sakura jatuh dan tertiup ke arah Isshin. Lelaki itu meraih satu bunga yang terbang ke arahnya, lalu merabanya.

Satu-satunya kecantikan yang masih tersisa di dunia ini adalah bunga sakura ini. Sayang sekali usia bunga ini singkat, rasanya jika kusentuh bunga ini sedikit lebih kuat daripada sekarang, bunga ini pasti remuk. Bunga yang cantik, lembut, rapuh…

Isshin pun melepaskan bunga itu, menyerahkannya kepada angin musim semi yang masih berhembus. Lalu, lelaki itu menatap bunga itu terbang ke angkasa…

“ADA APA  DENGANKU!!!!!!!!!!!!!” teriak Isshin lebay. Tuhan, sepertinya shinigami muda ini sedang homesick. Ya, bunga sakura ini memang sama cantiknya dengan di Soul Society, karena sama itulah Isshin rindu dengan dunia itu.

Menghela napas dalam-dalam, Isshin mencoba fokus pada tujuannya. Tadi sampai di mana?

Oh ya, dia akan mengunjungi kawan sesama pelariannya. Isshin merogoh saku celana jeansnya, mengambil buntalan notes dari Urahara lalu membukanya.

Nggak jauh-jauh amat ternyata, pikir Isshin girang sambil terus berjalan menuju ujung deretan  pohon sakura. Berdasarkan tempat dia berdiri sekarang, dia cukup berbelok ke kiri menuju pusat kota, lalu pergilah ke arah pemukiman dan carilah apartemen bernama Miyoshi di sana.

Setelah jalan beberapa menit dan bertanya sana-sini, Isshin berubah pikiran. Sumpah, ini orang tinggal di mana? Gerutu Isshin sambil mengecek kertas yang udah kusut di tangan besarnya itu. Dia mencoba mencermati lagi apa yang tertulis di kertas. Merasa usahanya sia-sia, Isshin memasukkan kertas itu ke sakunya dan memutarbalikkan tubuhnya untuk kembali ke Urahara Shop saat entah kenapa, rumah yang dia cari-cari sudah ada tepat di samping kirinya.

“Ini dia rumahnya!” dengus Isshin sambil berjalan cepat ke araah pintu masuk. Dalam hati, shinigami itu mengamati apartemen itu. Tidak ada yang spesial tentang apartemen itu. Bangunannya terlihat polos, dengan cat warna putih yang pudar ditelan waktu. Pintu masuknya adalah pintu geser kaca transparan, dengan model mirip pintu shoji. Di atas pintu masuk, ada tulisan besar Miyoshi: Home Sweet. Lalu, di samping pintu masuk, ada deretan bel yang di sampingnya tertulis nomor pintu dan nama penghuni yang diatur secara urut, serta interkom dan tombol untuk komunikasi.

Sekali lagi, Isshin merogoh kembali saku celananya untuk melihat nomor berapa apartemennya.

“13,” gumam Isshin, “seperti Gotei 13.”

Ketika Isshin akan menekan tombol bel nomor 13, tiba-tiba ada suara memanggilnya. Suara lelaki, tepatnya.

Isshin langsung menoleh, namun tidak melihat siapa-siapa.

“Oi, aku di bawah.”

Pria itu menundukkan kepalanya, mendapati seekor kucing hitam bermata emas  duduk di depannya. “Hai, Kurosaki Isshin, ya?”

“KU-KU-KU-CING NGOMONG!!!!” teriak Isshin dengan kencang, menyebabkan beberapa orang menoleh ke arahnya.

“Apa-apaan kamu?! Mana ada kucing ngomong denganku, nggak mungkin! Ini gak mungkin! Emang sih Soul Society bukan tempat orang normal tapi ini…BARUSAN ADA KUCING NGOMONG DENGANKU!!!”

“KAMU DIAM BENTAR BISA NGGAK SIH!” teriak kucing hitam itu sambil mengeluarkan reiatsu biru gelapnya yang menyala-nyala. Isshin yang kaget melihat perubahan kucing unik itu, langsung terdiam.

Setelah menenangkan diri, Isshin memberanikan diri untuk bertanya, “Kamu punya reiatsu, ya? Barusan aku lihat tadi menyala-nyala di sekitarmu tadi pas kamu meneriakiku.”

Kucing itu menganggukkan kepalanya. “Memang, Kurosaki Isshin, aku punya reiatsu.”

Isshin menyerap info ini, lalu kembali bertanya, tapi dipotong oleh kucing itu, “Jangan ngobrol di sini, nanti kamu dikira orang miring. Ayo masuk.”

“Masuk? Maksudmu kamu tinggal di sini?” tanya Isshin sambil memperlihatkan buntalan kertas ke arah mata emas itu. Kucing itu malah terkekeh.

“Tidak, Isshin. Aku tidak tinggal di sini. Cuma, alamat yang baru saja kamu berikan padaku adalah alamat yang ingin kukunjungi hari ini.”

“Oke, kucing. Karena tujuan kita sama, perginya bareng-bareng aja, yuk,” ajak Isshin sambil menekan tombol bel nomor 13.

Mereka berdua menunggu jawaban dari interkom. Sunyi sekali……

“Siapa ya?” tiba-tiba ada suara menjawab. Suara laki-laki. Kucing hitam itu langsung menaiki buk di bawah deretan tombol lalu mengangkat salah satu kaki depannya untuk menekan tombol interkom bel nomor 13.

“Ini aku, Yoruichi,” jawab kucing itu agak keras, karena interkom itu lebih tinggi darinya. Isshin yang mendengar nama itu langsung mematung. Jadi memang benar gosip itu…

“Ngomong-ngomong, hari ini aku bawa teman,” lanjut Yoruichi, mengabaikan reaksi Isshin. Interkom itu kembali sunyi.

“Dia temanku dan Kisuke. Jangan khawatir, dia bisa dipercaya,” tambah Yoruichi, berusaha meyakinkan siapapun yang tinggal di ruangan itu.

Interkom itu kembali lagi sunyi. Dia sepertinya sulit mempercayai orang lain, pikir Isshin lagi.

“Baiklah, bawa dia masuk,” akhirnya dia menjawab.

<<<<<<<<<<


               

               
               

Tidak ada komentar:

Posting Komentar