Selasa, 27 Maret 2012

A Piece of Happiness - Debriefing

Hohohohoho... sekarang ada tokoh baru. Silahkan tebak sendiri.

Tokoh: Kurosaki Isshin, Urahara Kisuke, Shihouin Yoruichi,....

Genre: Drama, Friendships

>>>>>>>>>>


Chapter 3

“Apa Anda pikir ini yang terbaik?”

Tessai bertanya kepada tuannya dengan cemas, tangannya terus memainkan jarinya di depan dengan gaya bersedekap tanpa sadar. Sementara yang ditanya, duduk dengan posisi seiza sama dengan Tessai, sibuk mengipasi dirinya dengan kipas lipatnya.

“Terbaik yang kamu maksud itu apa?” tanya Urahara sambil menyembunyikan wajahnya yang sudah misterius dengan kipas.

“Anda tahu sendiri, dia bukan jiwa biasa,” jawab Tessai pendek, “dan dia datang ke sini dengan reiryoku yang tidak biasa, lalu…”

Urahara mengangkat tangannya, memotong perkataan Tessai, “Tessai-san, kawanku, aku percaya dengan kemampuannya untuk menjaga diri. Kamu tahu, kan, kalau aku bilang dia bisa jaga diri, berarti dia memang bisa.”

“Tapi—“

“Sudah cukup dia menderita, biarkan dia mencoba untuk bersosialisasi, dia butuh teman.”

Tessai pun mendesah, tahu bahwa dia tidak akan memenangkan argumen ini, lagi pula memang benar dia butuh teman. Sudah lama sekali sejak kawannya itu bertemu dengannya. Sejauh pengamatannya, dia memang kesepian.

Tidak terlalu kesepian sebenarnya.

Terkadang, dia sering bertandang ke Urahara Shop. Menurutnya, Urahara dan Yoruichi memang menyukainya. Mereka selalu terlihat santai jika mengobrol dengannya, dan Yoruichi pernah mengatakan bahwa reiatsu miliknya terasa hangat dan terang, membuat siapapun yang berada di dekatnya merasa nyaman bahkan oleh orang yang paling sulit menyesuaikan diri dengan orang lain.

Jarang sekali ada orang yang terlahir dengan kemampuan seperi itu.

Tetapi, tetap saja…

Sementara itu, Kurosaki Isshin sedang mengikuti langkah kecil Shihouin Yoruichi menuju kamar 13. Sambil berjalan, shinigami itu mengamati lingkungan sekitarnya. Sama seperti tampilan luarnya, sama-sama polos, namun lebih terawat dengan cat biru muda mewarnai seluruh dinding. Berderet-deret pintu berjejer rapi dengan nomor pintu yang urut. Ganjil di kanan, genap di kiri.

Monoton banget.

Karena di lantai satu hanya ada pintu nomor 1 sampai 10, mereka harus menaiki tangga di ujung deretan pintu menuju lantai dua. Saat Isshin menapaki anak tangga yang pertama, tiba-tiba ia merasa ditekan dari segala penjuru. Tubuhnya mulai mengeluarkan keringat dingin, kepalanya mulai pening, dan perasaan yang paling menonjol adalah tubuhnya seakan-akan remuk dalam sekejap.

Perasaan itu hanya berlangsung sesaat karena sama seperti datangnya, perasaan tidak enak itu hilang seketika.

Kebingungan, Isshin pun menoleh ke kanan dan kiri. Tangan kanannya secara insting memegang tengkuk lehernya, mencoba memahami kejadian yang barusan dialaminya, lalu ia menyampaikan kesimpulannya pada Yoruichi yang berhenti di depannya.

“Penghalang dari Kido, ya?” tebak Isshin.

Kucing hitam itu mengangguk, “Semacam itu, dia memasang penghalang untuk menghalang siapapun yang memiliki reiatsu untuk memasuki kediamannya. Hanya aku, Kisuke, dan orang-orang sekitar Kisuke yang bisa membongkar Kido ini. Penghalang ini penemuannya.”

Tebakan pertama berarti benar. Siapapun yang akan dia kunjungi pasti orang yang tertutup, cerdas dan parnoan. Pasti akan menjadi kunjungan yang membosankan. Pikiran itu mendadak menurunkan semangatnya sendiri.

Yoruichi tiba-tiba memanggil, “Isshin?”

Yang dipanggil menanggapi, “Apa?”

“Dia agak misterius.”

“Dia siapa?”

Dia.”

Pantesan.

“Oh, ya,” Isshin teringat, “katanya dia tidak suka kalau ada shinigami bertarung di sini, ya?”

“Memang, dia nggak suka identitasnya terungkap.”

Orang ini meskipun misterius, pasti orang yang menarik.

Minimal, shinigami ini udah tahu sedikit tentang dia. Misterius dan cerdas. Mirip Urahara.

Tanpa sadar, mereka sudah tiba di depan pintu nomor 13. Tanpa peringatan, Yoruichi langsung berteriak.

“Oi, ini aku. Bukakan pintu ini!”

Dengan pintu terbuka,  yang diteriakin menjawab sama kasarnya, “Hei, hei, aku ini bukan pembantumu, om—“

Ketika penghuni apartemen  nomor 13 dan Isshin saling menatap satu sama lain, Yoruichi terpaksa menyadari bahwa mereka berdua akan sulit sekali disatukan.

<<<<<<<<<<

Tidak ada komentar:

Posting Komentar